Rais 'Am Jamiyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah (JATMAN) Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya merindukan al-amin (orang yang berwatak terpercaya) di Indonesia. Ia berpendapat begitu banyak yang dipercaya memimpin, tapi tidak mendapat kepercayaan karena berkhianat. Orang orang yang bisa di percaya dalam mengemban amanat, tentu akan lebih bermanfaat.
Ia menyampaikan hal itu saat memimpin Apel Akbar Banser Kabupaten Brebes dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-91 Nahdlatul Ulama di Islamic Center Brebes, Jawa Tengah pada Selasa (31/1).
Al-amin, lanjutnya, akan menjadi sosok tuntunan dalam kehidupan, selalu memberikan kepercayaan juga kepada orang lain (nguwongke). Hal itu ada pada diri Nabi Muhammad SAW. Semisal ketika akan mengangkat Hajar Aswad, Nabi memberikan kain untuk menggotong bersama. "Tidak menonjolkan egoisme dan mau menangnya sendiri," tegasnya.
Pemuka Quraisy sepakat bahwa yang menentukan posisi Hajar Aswad diserahkan kepada Muhammad yang kala itu belum jadi nabi dan rasul. Nabi pun membentangkan kain di tanah. Lalu meletakkan Hajar Aswad di atasnya. Ia meminta setiap tokoh Quraisy bersama-sama mengangkat dan membawa Hajar Aswad itu ke tempat semula. Dengan cara ini, pemuka Quraisy sama-sama punya andil sehingga terhindar dari pertumpahan darah. Sejak saat itu, keberadaan Nabi makin dipercaya dan dihormati.
Menurut Habib Luthf, Indonesia terlahir atas kemuliaan dan keikhlasan para pejuang. Mereka sama-sama menumpahkan keringat, darah, harta dan nyawa. "Tidak bisa seenaknya mengaku-aku yang paling berjasa yang sesungguhnya hanya mau menggerogoti Indonesia. NKRI harga mati!” tegasnya.
Yang terjadi sekarang, katanya, sangat aneh karena para pemimpin digembosi karakternya dengan membangun opini buruk. Relakah kita dipecah belah?
Ia mengajak Banser untuk menjemput bola dalam membaktikan diri pada NKRI. Tidak hanya menunggu sebagai penjaga gawang. "Jadilah tauladan, al- amin-al-amin untuk NKRI. Keturunan China, Arab, Amerika, Jawa, Sunda, Batak, tapi tetap Indonesia. Bangunlah sifat dan sikap litaarofu dengan saling kenal mengenal sebagai perwujudan rasa syukur. "Jangan sampai di obok obok," tegasnya.
Ia juga mengisahkan filosofi tentang kekuatan jatidiri Banser yang kokoh tidak terpengaruh apa pun. Banser harus seperti laut mampu berpegang teguh, dan tidak terpengaruh hal hal buruk. Ingat laut, meski kedatangan limbah dari berbagai sungai yang mau ngotori laut, langsung ditolak oleh gelombang. Air tawar yang masuk ke laut, air laut pun tetap asin, dan tidak mempengaruhi ikan menjadi asin. Laut punya harga diri, jatidiri, kehormatan dirinya yang luar biasa. "Seperti merah putih, ada harga diri dan jatidiri bangsa untuk kita pertahankan," tandasnya.
Ketua PC GP Ansor Kabupeten Brebes Ahmad Munsip dalam sambutannya menyampaikan, kader Ansor, Banser diminta untuk menahan diri sehingga tidak terjebak pada perang opini yang membunuh karakter. Peran ansor dalam menangkal radikalisme dengan membentengi kader, antara lain memberi pemahaman Islam Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) dan keindonesiaan, sehngga dapat mempersempit ruang gerak masuknya kelompok-kelompok radikal.
Kapolres Brebes AKBP Luthfi Setiawan berharap NU semakin kuat dan memperkokoh NKRI. Dia juga mengajak untuk terus menjalin silalaturahim, apalagi di tengah situasi kebangsaan yang sedang menghadapi ancaman kebinekaan.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Wadir Bimas Polda Jateng AKBP Muhammad, Dandim 0713/Brebes Letkol Inf Ahmad Hadi Haryono, DPRD Brebes Imam Royani, Kepala Pengadilan Agama Abdul Basir dan sejumlah undangan lainnya.
Apel Banser yang diikuti lebih kurang 5000 peserta , diisi dengan doa apel yang dibacakan Habib Alwi bin Yahya dari Jakarta.
Post a Comment
Terima Kasih telah memberikan komentar pada Artikel ini.
Semoga Bermanfaat