Mustasyar PBNU KH Muhammad Tolchah Hasan menyebut perlunya tiga hal dalam menghadapi era globalisasi, yaitu dibutuhkan ketebalan iman yang kuat, karakteristik yang tangguh, dan kekuatan moral yang tinggi.
“Kita harus menguatkan iman dalam menghadapi Globalisasi. Tapi bukan sembarang iman yang kita butuhkan, melainkan iman yang dominan terhadap diri kita dan perbuatan kita. Bukan hanya iman dekoratif atau hiasan,” katanya pada kuliah umum di hadapan sekitar 400-an mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) Tahun 2014 di Hall Oesman Mansoer pada Kamis, 2 Oktober 2014.
Menurut dia, pada kuiah umum bertema ‘Islam dan Benturan Peradaban Global’ tersebut, jangan sampai karena iman bertindak semaunya dan menggunakan kekerasan mengatasnamakan Iman. “Kalau iman kita merupakan Iman yang dominan, maka berada di manapun dan dalam kondisi apapun, kita akan tetap terjaga keimanannya,” tambahnya.
Dirinya juga menekankan bahwa Islam yang bersifat moderatlah yang dibutuhkan untuk menghadapi benturan peradaban global saat ini. Karena Islam moderatlah yang bisa kritis terhadap semua kebudayaan yang datangnya dari luar.
“Di dunia internasional, Islam dilihat sebagai agama yang intoleransi. Sehingga terlihat puritan dan meraka anggap sebagai ancaman. Maka, adalah tugas kita sebagai masyarakat terdidik untuk membangun peradaban Islam yang toleran,” terang Menteri Agama era Gus Dur itu.
Selanjutnya, ia menekankan bahwasanya pendidikan memiliki peran yang besar sekali dalam upaya untuk membangun generasi Indonesia emas mendatang. Oleh karena itu, ia juga menyampaikan bahwa tenaga pendidik harus memiliki karakter yang kuat.
“Kita harus menguatkan iman dalam menghadapi Globalisasi. Tapi bukan sembarang iman yang kita butuhkan, melainkan iman yang dominan terhadap diri kita dan perbuatan kita. Bukan hanya iman dekoratif atau hiasan,” katanya pada kuliah umum di hadapan sekitar 400-an mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) Tahun 2014 di Hall Oesman Mansoer pada Kamis, 2 Oktober 2014.
Menurut dia, pada kuiah umum bertema ‘Islam dan Benturan Peradaban Global’ tersebut, jangan sampai karena iman bertindak semaunya dan menggunakan kekerasan mengatasnamakan Iman. “Kalau iman kita merupakan Iman yang dominan, maka berada di manapun dan dalam kondisi apapun, kita akan tetap terjaga keimanannya,” tambahnya.
Dirinya juga menekankan bahwa Islam yang bersifat moderatlah yang dibutuhkan untuk menghadapi benturan peradaban global saat ini. Karena Islam moderatlah yang bisa kritis terhadap semua kebudayaan yang datangnya dari luar.
“Di dunia internasional, Islam dilihat sebagai agama yang intoleransi. Sehingga terlihat puritan dan meraka anggap sebagai ancaman. Maka, adalah tugas kita sebagai masyarakat terdidik untuk membangun peradaban Islam yang toleran,” terang Menteri Agama era Gus Dur itu.
Selanjutnya, ia menekankan bahwasanya pendidikan memiliki peran yang besar sekali dalam upaya untuk membangun generasi Indonesia emas mendatang. Oleh karena itu, ia juga menyampaikan bahwa tenaga pendidik harus memiliki karakter yang kuat.
Sumber : nu.or.id
Post a Comment
Terima Kasih telah memberikan komentar pada Artikel ini.
Semoga Bermanfaat